13/10/11 TERAKHIRNYA KUTEMUI
sedari bocahan
kubelajar tentang membanting tulang
memeras fikikiran tanpa henti tanpa lelah
lalu terjadi tegar dan ulet
itulah permulaannya
saat mentari kian meninggi
saat kegantengan memuncak
terasa ada lelah dan resah
tersadar tegar dan ulet belum kecukupan
lalu kusandar pada kejujuran
alam kian memutar
badanku juga kian lemah untuk bertahan
selalunya ada kelelahan
jiwaku tergetar bosan bertingkah datang dan pergi
kini aku mengerti
hidupku harus pada sepakan terakhir
ikhlaskan saja segalanya
bagai sang ibu miskin menyusukan
biar kering asal anaknya tidak menangis kelaparan
saat hanya airmata sajian dirinya
aku terima dan mengerti
Kuching, Sarawak
17 Oct, 2011
0 comments :
Post a Comment